Not The Saddest Thing in The World

Faizah Dewi
2 min readFeb 27, 2024

--

Bagaimana ya rasanya dipandang sesuai dengan kacamata kesetaraan? What does it feel to be seen as a whole as you are?

Ada beberapa karakter yang aku coba bunuh di dalam diriku sendiri. Karakter egois yang menjadi giliran pertama. Karakter yang paling tidak kusukai namun porsinya hampir menduduki seluruh area kehidupanku ini sedikit berbahaya. Sedikit saja aku berikan waktu untuknya bertindak, dia akan menggunakan kesempatan itu dalam jangka waktu yang tidak sedikit. Jika sudah begitu, either diriku yang memaksanya untuk berhenti sepenuhnya atau dipukul agar tidak melewati batas yang kuatur sendiri.

Namun ada satu karakter yang tidak ingin kubunuh, karakter kerinduan. Bagaimana kerinduan bisa membawa air mata turun dari pelupuk mata, cara yang ia lakukan kadang di luar kendali, ya membuatku marah, くやしい, rather than memahami kondisi dan diam sejenak atas emosi yang ditinggalkan, ia terus memompa keinginannya untuk didahulukan. Ya kerinduan pada memori yang telah lalu, kerinduan pada beberapa perangai seseorang, kerinduan terhadap sosok yang tak dapat disentuh lagi.

Saat semuanya berhasil dikendalikan. Baik dan buruknya mungkin hanya Tuhan yang bisa menilai, tapi bagaimana sikap dan sifat ini dipelihara sebaik-baiknya sesuai dengan bagiannya dan waktunya masing-masing.

So, how we see each other against nostalgia?

--

--

No responses yet